Minggu, 17 Juni 2012

tehnik distraksi dan relaksasi

1.    Distraksi
 Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialami. Misalnya seorang pasien sehabis operasi mungkin tidak merasakan nyeri sewaktu melihat pertandingan sepakbola di televisi. Cara bagaimana distraksi dapat mengurangi nyeri dapat dijelaskan dengan teori “Gate Control”.Pada spina cord, sel-sel reseptor yang menerima stimuli nyeri peripheral dihambat oleh stimuli dari serabut-serabut saraf yang lain. Karena pesan-pesan nyeri menjadi lebih lambat daripada pesan-pesan nyeri menjadi lebih lambat daripada pesan-pesan diversional maka pintu spinal cord yang mengontrol jumlah input ke otak menutup dan pasien merasa nyerinya berkurang (Cummings 1981: 62). Beberapa teknik distraksi antara lain: bernafas secara pelan-pelan, massage sambil bernafas pelan-pelan, mendengar lagu sambil menepuk-nepukkan jari-jari atau kaki, atau membayangkan hal-hal yang indah sambil menutup mata.
                  2.  Jenis Tehnik Distraksi antara lain :
a.      Distraksi visual
Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat pemandangan dan gambar termasuk distraksi visual.
b.      Distraksi pendengaran
Diantaranya mendengarkan musik yang disukai atau suara burung serta gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik tenang seperti musik klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki. (Tamsuri, 2007).
Musik klasik salah satunya adalah musik Mozart. Dari sekian banyak karya musik klasik, sebetulnya ciptaan milik Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791) yang paling dianjurkan. Beberapa penelitian sudah membuktikan, Mengurangi tingkat ketegangan emosi atau nyeri fisik. Penelitian itu di antaranya dilakukan oleh Dr. Alfred Tomatis dan Don Campbell. Mereka mengistilahkan sebagai “Efek Mozart”.
Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada karya-karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah kreatif dan motivatif di otak. Yang tak kalah penting adalah kemurnian dan kesederhaan musik Mozart itu sendiri. Namun, tidak berarti karya komposer klasik lainnya tidak dapat digunakan (Andreana, 2006)
c.    Distraksi pernafasan
Bernafas ritmik, anjurkan klien untuk memandang fokus pada satu objek atau memejamkan mata dan melakukan inhalasi perlahan melalui hidung dengan hitungan satu sampai empat dan kemudian menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan dengan menghitung satu sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola pernafasan ritmik.
Bernafas ritmik dan massase, instruksi kan klien untuk melakukan pernafasan ritmik dan pada saat yang bersamaan lakukan massase pada bagaian tubuh yang mengalami nyeri dengan melakukan pijatan atau gerakan memutar di area nyeri
d.    Distraksi intelektual
Antara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain kartu, melakukan kegemaran (di tempat tidur) seperti mengumpulkan perangko, menulis cerita.
e.    Tehnik pernafasan
Seperti bermain, menyanyi, menggambar atau sembayang
f.    Imajinasi terbimbing
Adalah kegiatan klien membuat suatu bayangan yang menyenangkan dan mengonsentrasikan diri pada bayangan tersebut serta berangsur-angsur membebaskan diri dari dari perhatian terhadap nyeri

2.    Relaksasi
Relaksasi adalah metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami nyeri kronis. Ada tiga hal utama yang diperlukan dalam relaksasi yaitu posis yang tepat, pikiran beristirahat, lingkungan yang tenang. Posisi pasien diatur senyaman mungkin dengan semua bagian tubuh disokong (missal bantal menyokong leher), persendian fleksi, dan otot-otot tidak tertarik (misal tangan dan kaki tidak disilangkan). Untuk menenangkan pikiran pasien dianjurkan pelan-pelan memandang sekeliling ruangan misalnya melintasi atap turun ke dinding , sepanjang jendela, dll. Untuk melestarikan muka, pasien dianjurkan sedikit tersenyum atau membiarkan geraham bawah kendor. Steward (1976: 959) menjelaskan teknik relaksasi sebagai berikut:
1.   Pasien menarik nafas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara.
2.   Perlahan-lahan udara dihembuskan sambil membiarkan tubuh menjadi kendor dan merasakan betapa nyaman hal tersebut.
3.   Pasien bernafas beberapa beberapa kali dengan irama normal
4.   Pasien menarik nafas dalam lagi dan menghembuskan pelan-pelan dan membiarkan hanya kaki dan telapak kaki yang kendor.Perawat minta pasien untuk mengkonsentrasikan pikiran pasien pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.
Menurut Walsleben, teknik-teknik ini akan lebih efektif jika dilakukan tepat sebelum tidur. Ada baiknya dilakukan di tempat yang tenang dan nyaman. Berikut beberapa teknik dari Walsleben yang bisa Anda coba:
1.      Pernafasan perut
 Cobalah bernafas dari perut dan fokuskan pikiran Anda ke setiap tarikan nafas Anda. Cara ini bisa membantu agar Anda tetap tenang, baik siang maupun malam hari. Untuk memaksimalkan hasil, Anda bisa mencoba teknik ini dalam ruangan   temaram, dengan menutup mata atau mendengarkan musik lembut sambil memusatkan perhatian ke setiap tarikan nafas.

Sambil duduk atau berbaring di tempat tidur, cobalah meletakkan tangan Anda di perut."Saat menarik dan menghembuskan nafas, tangan akan bergerak perlahan," tutur Doner. Dengan fokus pada gerakan ini, terang Doner, Anda bisa mengalihkan perhatian dari pikiran-pikiran ke tubuh Anda. Anda bisa menarik dan menempatkan diri pada satu situasi yang berbeda.

2.      Gambaran indah
      Membayangkan situasi yang membuat Anda rileks merupakan salah satu teknik pilihan. Tidak ada aturan khusus mengenai gambaran yang Anda pilih, yang penting bisa membuat Anda nyaman. Meskipun awan, laut dan gunung merupakan pilihan yang umum digunakan, Anda tetap bisa fokus pada hal-hal lain yang Anda sukai.

"Ada pasien yang suka menggambarkan kantornya, membersihkan dan merapikan semua yang ada di meja kerja sebelum akhirnya tertidur," terang Walsleben, seperti dikutip situs health.com. Ada juga yang membayangkan sedang meniup balon sabun. Mereka melihat diri mereka memasukkan tongkat kecil ke dalam kotak sabun, memandangi gelembung memenuhi halaman, hingga akhirnya air sabunnya habis."

3.      Pilihlah tempat yang nyaman menurut Anda
Kemudian gunakan imajinasi Anda, gunakan semua indera untuk melihat dan merasakan hal yang Anda bayangkan."Otak kadang-kadang tidak tahu perbedaan antara bayangan dan kenyataan," tutur Doner.

4.      Meditasi pikiran
Sebelum tidur, cobalah fokus pada setiap aspek dalam hidup Anda. Fokuskan pikiran pada satu permasalah, kemudian cobalah melepaskan pikiran tersebut. Lakukan juga pada pikiran yang lain. Anda akan lebih tenang setelah melepaskan  semua beban pikiran yang memenuhi kepala Anda.

Anda bisa mencoba dengan menulis. Sediakan waktu 15 menit dan tuliskan semua pikiran yang ada di kepala. Kemudian gunakan 15 menit berikutnya untuk memikirkan dan menulis langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah Anda. Teknik ini, terang Walsleben, ada baiknya dilakukan di siang hari. Dengan begitu, pikiran Anda akan jauh lebih tenang saat hendak tidur di malam hari.

5.      Hitung mundur
Saat berbaring di tempat tidur, mulailah dengan melihat ke atas."Sedikit peregangan mata bisa membuat Anda rileks," terang Doner. Tarik nafas dari perut dan tahan. Saat mengeluarkan nafas, biarkan tubuh dan pikiran Anda rileks.  Ulangi satu atau dua kali. Selanjutnya coba bayangkan Anda sedang berjalan dari tangga pesawat dengan menghitung langkah mulai dari 10 atau 20. Tiap angka menuntun langkah Anda ke anak tangga yang lebih rendah. Hembuskan nafas setiap Anda melangkah turun.

1 komentar:

  1. selamat malam mbak,
    tehnik distraksi diatas menggunakan buku sumber apa ya mbak? slny saya lagi bikin proposal lagi binggung nyari buku ttg distraksi
    thanks before :)

    BalasHapus